Semula
perang Padri merupakan perang saudara antara kaum adat dengan kaum
Padri yang terjadi di Sumatra Barat. Namun pada perkembangan selanjutnya
perang ini meluas menjadi perang antara rakyat Sumatra Barat melawan
Belanda
Latar belakang Perang Padri :
1. Pertentangan antara Kaum adat dengan kaum Paderi
Kaum adat adalah penganut agama Islam namun mereka juga menjalankan adat kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti berjudi, minum minuman keras, dan menyabung ayam.
Kaum Padri adalah mereka yang pulang dari ibadah haji dan ingin memberantas adat kebiasaan yang bertengangan dengan ajaran agama Islam.
2. Campur tangan Belanda untuk membantu kaum adat melawan kaum Padri
Latar belakang Perang Padri :
1. Pertentangan antara Kaum adat dengan kaum Paderi
Kaum adat adalah penganut agama Islam namun mereka juga menjalankan adat kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti berjudi, minum minuman keras, dan menyabung ayam.
Kaum Padri adalah mereka yang pulang dari ibadah haji dan ingin memberantas adat kebiasaan yang bertengangan dengan ajaran agama Islam.
2. Campur tangan Belanda untuk membantu kaum adat melawan kaum Padri
Kaum
Padri dipimpin oleh Datuk Malin Basa (Imam Bonjol), Tuanku Nan Renceh
dan lain-lain. Mereka menggunakan siasat perang gerilya sementara
Belanda menggunakan siasat benteng, yaitu mendirikan benteng untuk
pertahanan, seperti benteng Fort van der Capellen di Batu Sangkar dan
benteng Fort de Kock di Bukit Tinggi. Perang sempat dihentikan
sementara, karena Belanda butuh pasokan tentara yang ada di Sumatra
untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan Pangeran Diponegoro (di
Jawa).
Setelah perang Diponegoro dapat dipadamkan maka tentara ditarik kembali ke Sumatra untuk melanjutkan peperangan melawan kaum Padri. Dalam perkembangan berikutnya kaum Adat akhirnya bergabung dengan kaum Padri. Pada tahun 1837 pasukan Belanda berhasil menerobos benteng Bonjol dan dapat menangkap Tuanku Imam Bonjol. Selanjutnya Ia diasingkan ke Cianjur lalu dipindahkan ke Minahasa sampai akhirnya wafat. Maka berakhirlah perlawanan Kaum Padri dan Belanda berkuasa di Minangkabau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar