Pages

Profil Desa Tamblang

Sabtu, 24 November 2012


SEJARAH DESA TAMBLANG
 
Berdasarkan Prasasti Sembiran Nomor 351 bertahun 938 icaka diceritakan suatu kerajaan kecil yang berlokasi di Desa Julah, dimana kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Sri Adnyadewi.
Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi daerah sekitarnya sampai jauh kepedalaman yaitu desa yang bernama BAYAN BESTI ( BAYAD ). Bayan Besti ( Bayad ) pada saat itu sudah merupakan desa ( daerah pemukiman ) penduduk yang tata pemerintahannya sudah sangat teratur berkat pimpinan seorang warga PASEK yang diutus oleh DALEM KETUT NGLESIR untuk pergi ke Bali Utara dalam rangka menyatukan penduduk Bali Asli ( Bali Age ). PASEK yang diutus tersebut kemudian menetap di Desa Bayan Besti ( Bayad ) dan langsung mengemban dan langsung mengemban masyarakat disana, karena itulah KETUT PASEK itu terkenal dengan nama KI PASEK BAYAD.
Kemudian diceritakan bahwa Ki Pasek Bayad ini disamping sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Desa Bayan Besti ( Bayad ), beliau juga terkenal sebagai Balian Sakti dan keloktah, serta sangat Dermawan. Pada suatu ketika timbulah suatu huru – hara di Pusat Kerajaan Julah, karena kerajaan tersebut diserang oleh Bajak Laut sehingga kerajaan hancur dan penduduknya cerai berai, kekacauan ini merambat samapi ke Bayad, bahkan para Bajak Laut tersebut memusatkan kekuatannya di Desa Bayad dan membuat markas.
Melihat situasi yang kurang menguntungkan Ki Pasek Bayad sebagai pucuk pimpinan di Desa Bayad merasa kuatir akan keselamatan rakyatnya ( pengikutnya ) sehingga beliau memerintahkan kepada para pengikutnya untuk meninggalkan Desa Bayad, pelarian mereka dari Desa Bayad menuju arah Barat menelusuri hutan belantara.
Pada suatu hari mereka sampai disuatu tempat yang dilalui oleh sebuah sungai yang sangat besar dan airnya deras serta mereka berusaha menyeberangi sungai tersebut, sampai diseberang sungai rombongan ini beristirahat karena sudah merasa aman, karena menempuh perjalanan yang sangat jauh banyak anggota rombongan yang jatuh sakit, maka diutuslah salah satu dari anggota rombongan untuk kembali ke Desa Bayad untuk meminta bantuan obat – obatan kepada KI PASEK BAYAD.
Setelah obat – obatan tersebut diberikan oleh KI PASEK BAYAD utusan tersebut kembali ke tempat rombongan yang ditinggalkan. Pada saat utusan tersebut menyebrangi sungai maka terjadilah musibah sehingga obat – obatan tersebut terlepas dari tangannya dan hilang, utusan tersebut berteriak “ TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, ………….. “ ( obatnya hilang, obatnya hilang, obatnya hilang, ……….. ).
Karena merasa malu dan didorong oleh rasa tanggung jawab atas keselamatan rombongannya maka utusan tersebut tidak mau lagi kembali ke Desa Bayad untuk meminta obat, tetapi beliau bertekad untuk mendapatkan itu dengan caranya sendiri.
Di suatu tempat yang sepi utusan itu bersemedi ( bertapa ) untuk mohon bantuan Ida Hyang Widhi Wasa sedrta mengucapkan kaul ( sesagi ) bahwa apabila beliau mendapatkan kembali obat tersebut beliau berjanji akan menetap pada suatu tempat dimana obat itu ditemukan. Tempat utusan itu bersemedi (bertapa/beryoga) disebut SANTA YOGI (TEMPAT BERSEMEDI SANG SUCI), dari kata tersebut lama kelamaan pengucapanya berubah menjadi SENTUGI yang dikenal sampai saat ini.
Dengan rahmat Ida Sang Hyang Widhi Wasa obat tersebut kembali diperoleh dan dapat menyembuhkan anggota rombongan yang sedang sakit. Setelah keadaan di Julah Desa Bayad. Sesampai di Desa Bayad disampaikan lah segala peristiwa yang dialami oleh rombongan serta diceritakan pula peristiwa tentang obat-obatan tersebut.
Ki Pasek Bayad sangat senang mendengakan cerita tersebut dan sangat setuju akan rencana (sesangi) dari utusan itu untuk kembali, dan membuat pemukiman baru di tempat peristiwa hilangnya obat-obatan tersebut. Maka diperintahkan utusan itu untuk kembali keperistiwa hilangnya obat tersebut bersama-sama rombongannya untuk membuat pemukiman baru.
Karena utusan tersebut adalah utusan Pasek, yang tugasnya adalah memgang/ mengendalikan pemerintahan maka diangkatlah utusan tersebut sebagai kepala rombongan dan langsung nantinya sebagai kepala pemerintahan. Untuk membantu tata upaca adapt maka diutuskanlah seorang pasek keturunan Bendesa yang diberi tugas untuk menjabat sebagai Bendesa( Penyarikan ).
Diperingatkan pula oleh Ki Pasek Bayad untuk memperingati / mengenang tempat peistiwa hilangnya tamba atau obat itu maka tempat pemukiman tersebut harus diberi nama TAMBA HILANG, dari kata Tamba Hlang inilah maka lama kelamaan berubah ucapannya menjadi TAMBLANGDinasehati pula agar penduduk Desa Tamba Hilang (Tamblang) untuk seterusnya tidaklupa pada asalnya. Berhubung di Desa Bayad sudah dibangun pura Puseh, bila nanti di desa Tamblang dibangun PURA KAHYANGAN TIGA tidak diperkenankan sekali membuat Pura Puseh baru, jadi jika mau mebakti kepada Bhatara Wisnu (yang beristana di Pura Puseh) Krama desa Tamblang harus dating sendiri ke Pura Puseh yang ada di Desa Bayad.
Diingatkan pula karena Desa Tamblang sebenarnya pindahan dari Bayad selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Julah, ,maka karma desa Tamblang nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti puncak Tunggal (pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat untuk memuja kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Diingatkan pula karena Desa Tamblang sebenarnya pindahan dari Bayad selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung dibawah pemerintah kerajaan Julah, maka Krama Desa Tamblang nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti puncak tunggal ( pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat untuk pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Begitulah pemerintah-pemerintah Ki Pasek Bayad dan kesemuanya itu setelah berdirinya Desa Tamblang bentul-bentul ditaati oleh kedua keturunan Pasek yang diberikan tugas untuk memegang kekuasaan atau pemerintahan dan memegang pelaba desa (Bendesa/Penyarikan).
Setelah bejalan beberapa lama keadaan di pemukiman baru (Desa Tamblang) sudah semakin tentram dan sejahtera, maka dipandang perlu oleh kedua pemimpin untuk menyusun rencana-rencana pembangunan.
Karena perkembangan jaman desa ini kemudian menjadi Desa Administrasi yang disebut dengan Desa Tamblang, yang terdiri dari tiga desa pakraman yaitu Desa Pakraman Tamblang, Desa Pakraman Tangkid dan Desa Pakraman Kelampuak serta dibagi menjadi Lima Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Kelampuak, Banjar Dinas Tangkid, Banjar Dinas Kaja Kangin, Banjar Dinas Kaja Kauh dan Banjar Dinas Kelod Kauh.
Berkat informasi dari orang tua yang masih ada di Desa Tamblang maka dapat disusun yang pernah menjabat Perbekel Tamblang seperti susunan dibawah ini :
Zaman Belanda s/d tahun 1930          : PAN KUNYAD
Tahun 1930 – 1949                          : PAN RAJAN
Tahun 1950 – 1957                          : NYOMAN WIRA
Tahun 1958 – 1963                          : WAYAN SAJA
Tahun 1964 – 1969                          : MADE GIANYAR
Tahun 1970 – 1976                          : NYOMAN BUDIARTA
Tahun 1977 – 1979                          : MADE WIDIARSA
Tahun 1980 – 1988                          : KETUT WIDYADNYA
Tahun 1989 – 1991                          : MADE SELAMAT
Tahun 1992 – 1998                          : I WAYAN MASNA
Tahun 1998 – 1999                          : PUTU DARMA SANJAYA, SH ( Pjs )
Tahun 2000 – 2007                          : I KETUT SUWIRYA
Tahun 2007 – 2013                          : Ir. I NENGAH SUDARSANA


PENGERTIAN LAMBANG / SIMBUL
DESA TAMBLANG
Lima ( 5 ) sudut luar Kembang Teratai melambangkan Dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah Pancasila.
Segitiga di atas berisikan huruf OM, melambangkan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengupayakan terwujudnya keseimbangan Tri Hita Karana  ( Parahyangan, Pawongan, Palemahan ).
Candi Paduraksa salah satu bagian dari bangunan Pura. Pura adalah tempat pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melambangkan tempat atau sarana Pemujaan Umat Hindu yang mana warga Tamblang mayoritas beragama Hindu.
Candi Paduraksa bertingkat tiga, melambangkan wilayah Desa Tamblang terdiri dari 3 ( tiga ) Desa Adat ( Tamblang, Tangkid, Kelampuak ).
Dua buah Patung Singa yang berada di sebelah kiri dan kanan Paduraksa, melambangkan wilayah Desa Tamblang berada di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng.
Padi dan Kapas yang melengkung ( padi di sebelah kanan dan kapas di sebelah kiri Paduraksa ), melambangkan cita – cita warga Tamblang untuk mencapai kesejahteraan warganya.
Tangga berjumlah 5 ( lima ) menuju Paduraksa, melambangkan Desa Tamblang terdiri dari 5 ( lima ) Banjar Dinas ( Kelampuak, Tangkid, Kaja Kauh, Kaja Kangin, Kelod Kauh ).
Teras yang melengkung sebagai dasar lambang bertuliskan Desa Tamblang, melambangkan Tekad yang Kokoh dari warganya untuk mendukung Pembangunan Desa guna meraih Cita – citanya.

VISI DAN MISI DESA TAMBLANG

VISI DESA TAMBLANG
Membangun Desa Tamblang yang mandiri Berbasis Demokratisasi, Partisipasi, Keselarasan, Pemberdayaan Masyarakat dan Keterbukaan Menuju Masyarakat Sejahtera.

MISI DESA TAMBLANG
          Misi merupakan pernyataan yang menjadi dasar penetapan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sehingga pernyataan misi akan membawa desa kepada suatu fokus yang menjelaskan keberadaan desa yang bersangkutan. Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya desa sehingga pernyataan Visi dan Misi tersebut harus selaras dengan amanah yang diembannya.
Dengan adanya Misi maka akan diketahui apa yang harus dilakukan agar tujuan dan sasaran yang direncanakan dapat tercapai dengan baik. Misi diharapkan juga
akan dapat menunjukkan peran dan program – program Pemerintah Desa kepada seluruh lapisan masyarakat serta pihak – pihak yang berkepentinga (stakebolder).
Misi Pemerintah Desa Tamblang adalah :
Mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Menciptakan kondisi kehidupan Demokrasi yang sehat.
Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih.
Menyelenggarakan administrasi desa yang baik.
Menjalin hubungan kerja dengan seluruhmitra pemerintahan desa.

LUAS WILAYAH DESA TAMBLANG 728 HA
a. Perkebunan seluas               : 332 Ha
b. Pertanian                             : 61 Ha
c. Kuburan                              : 3,3 Ha
d. Perumahan                          : 43,7 Ha
e. Tegalan, dll                          : 288 Ha

LETAK DAN BATAS – BATAS DESA TAMBLANG
Utara               : Desa Bulian
Timur               : Desa Tajun
Selatan            : Desa Bontihing
Barat               : Desa Bila


JARAK PEMERINTAHAN DESA KE
          a.Kecamatan                 : 7 KM
          b.Kabupaten                  : 21 KM

JUMLAH DUSUN DAN NAMA – NAMA DUSUN :
Desa Tamblang terdiri dari 5 ( lima ) banjar dinas / dusun yaitu :
BANJAR DINAS KELAMPUAK
            BANJAR DINAS TANGKID
            BANJAR DINAS KAJA KAUH
            BANJAR DINAS KAJA KANGIN
            BANJAR DINAS KELOD KAUH

JUMLAH PENDUDUK ( Laki dan Perempuan )
          -  Laki – laki berjumlah             : 2981 orang
          -  Perempuan berjumlah            : 3107 orang

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
          -  60 % Petani
          -  20 % Pegawai swasta
          -  10 % Buruh
          -  10 % Lain – lain

ORGANISASI DESA / KELURAHAN
             Desa Tamblang memiliki organisasi Subak Sawah dan abian diantaranya : 

Potensi desa yang dikembangkan antara lain :
          -  Bidang pertanian dan peternakan
             Pertanian terintegrasi yang kembangkan lewat program Simantri.
          -  Industri rumah tangga
             Usaha dodol dan jajanan pasar serta jajan kelengkapan untuk upacara adat.
          -  Pariwisata
             Mempublikasikan air terjun carat.

Sarana Pendidikan antara lain jumlah dan nama TK,SD,SMP,SMA.
Taman Kanak – kanak Bina Putra Tamblang.
SDN 1 Tamblang, SDN 2 Tamblang, SDN 3 Tamblang, SDN 4 Tamblang, SDN 5 Tamblang, SDN 6 Tamblang.
SMP 2 Kubutambahan.
SMA 1 Kubutambahan.

Sarana Kesehatan
      a. Pos Yandu
            Pos Yandu Banjar Dinas Kelampuak
            Pos Yandu Banjar Dinas Tangkid
            Pos Yandu Banjar Dinas Kaja Kauh
            Pos Yandu Banjar Dinas Kelod Kauh
            Pos Yandu Banjar Dinas Kaja Kangin 1
            POS Yandu Banjar Dinas Kaja Kangin 2
      b. PUSKESMAS
            Puskesmas II Kubutambahan

SARANA DAN PRASARANA MEDIA INFORMASI
          a. Jumlah sarana komputer pada kantor desa 2 ( dua ) buah
          b. Jumlah penduduk yang mempunyai TV 1135 KK, Radio 1322 KK
          c. Jumlah penduduk yang berlangganan Koran 65 orang
          d. Jumlah penduduk yang mempunyai telepon, hp 3495 orang
          e. Jumlah penduduk yang mempunyai komputer 25 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Definition List

free counters